Kualitas BBM Solar PT. Sri Karya Lintasindo Otoritas Jawa Tengah Di Pertanyakan, APH Segera Tindak -->

Kualitas BBM Solar PT. Sri Karya Lintasindo Otoritas Jawa Tengah Di Pertanyakan, APH Segera Tindak

7 Agu 2024, 19.52

Jabar24, - DM (inisial) Nelayan Tegal pertanyakan Kualitas BBM Solar PT. Sri Karya Lintasindo (SKL) Otoritas Jawa Tengah, karena perusahaan ini mengisi di pelabuhan Kota Tegal Jongor dan pelindo begitu ramai. 

Penawaran harga yang murah seakan memberikan angin segar bagi para juragan dan nelayan sehingga banyak pertanyaan, dengan penjualan ini memberikan keuntungan besar bagi PT Sri Karya Lintasindo (SKL) dan mengakibatkan kerugian besar pada negara juga para nelayan. Rabu (7/8/2024). 

Saat media HarianPers mengkonfirmasi Agung (pemegang otoritas tegal) mengatakan, saya dari PT SKL mendapatkan solar dari Sumatera dan di sini kita kemas dan di jual kepada para pemilik kapal Rp 10.600 - 10.800, dan ini bisa membantu karena dengan harga yang di berikan pemerintah terlalu mahal. 

"Ya mas, saya dari PT SKL hanya membantu dengan harga segitu."

Dan di tanya soal kualitas solarnya, agung menjawab "Solar dari kami paling bisa bertahan 1 bulan, ya selebihnya ada perubahan." Terangnya. 

Sementara itu, AG (Inisial) ABK (Anak Buah Kapal) KM. Mas Putri kapal tangkap ikan centrang yang saat ini masih perbaikan mesin bingung. Ia juga mengutarakan peredaran solar di pelabuhan tegal khususnya di Jongor serta Pelindo terkesan dimonopoli dan kami menerima harga mahal Rp 12.000 - 13.000 itu dari PT



"Kita di beri harga Rp 12.000 - 13.000 oleh PT, itu juga lama." 

Dengan itu, Media HarianPers melakukan investigasi dilapangan dan benar menemukan peredaran solar yang disalurkan oleh salah satu perusahaan transportir (SKL) dibawah harga het dari pemerintah. Harga yang beredar di pelabuhan Jongor tegal dikisaran Rp 10.600 - 10.800 jauh lebih murah dari harga yang ditentukan oleh pemerintah yang saat ini dikisaran harga Rp.15.500 rupiah.

Lanjut, dan kami diajak mengobrol dengan komunitas transportinya, ada Agung, Dedi dan Narto. 

"Kami menanyakan kebenarannya dengan memancing ingin membeli dan punya PO dari agung, dan menjawab "mas kami di sini menjual dengan harga murah." Akhirnya kami memperkenalkan diri bahwa kami dari media. Spontan kami di arahkan oleh Dedi kepada sebuah nama dengan Sri Rahayu Lisa (perempuan). Setelah berbincang lewat telp dan whatsapp dengan Lisa, kami media di minta untuk mengirimkan nomer rekening dan kami tidak memberikanya, kata Lisa (kita ini sama - sama orang lapangan) Hal itu tidak terjadi." 
kami diminta untuk pertemuan. (dijadwalkan). Akan tetapi tidak jadi. Terang awak media. 

Karena kami masih menelusuri, mencoba menemui kepala Syahbandar Kabupaten Tegal, serta Kepala Dinas Perikanan Tegal menanyakan terkait kelangkaan BBM jenis solar serta peredaran solar industri jenis B35 dengan harga murah di wilayah pelabuhan Jongor serta Pelindo yang saat ini dipertanyakan, namun tidak berada ditempat. 

Berdasarkan Pasal 72 PP 36/2004 disebutkan bahwa harga Bahan Bakar Minyak (“BBM”) dan gas bumi diatur dan/atau ditetapkan oleh pemerintah. Adapun pemerintah yang dimaksud di sini adalah merujuk pada Pasal 40 angka 1 UU Cipta Kerja yang mengubah Pasal 1 angka 21 UU 22/2001 yaitu presiden yang dibantu oleh wakil presiden dan menteri.



Penawaran harga Solar Industri pada 01-14 Mei 2024 sebesar Rp 15.500/liter; Marine Fuel Oil sebesar Rp 19.850/liter serta harga Biosolar B35 sebesar Rp 21.100 untuk wilayah 1 dan 2 (Sumatera, Jawa, Bali, Madura dan Kalimantan) sedangkan untuk harga di wilayah 3 sebesar Rp 21.200 dan 21.350 per liternya untuk wilayah 4. 

Redaksi Jabar24 akan menindaklanjuti bersama LBH Sembilan Naga untuk mengadukan kegiatan PT SKL kepada APH dan berharap Mabes Polri ambil tindakan cepat karena ini sudah merugikan negara.(R**).

TerPopuler